Judul : Air Mata Nayla
Penulis : Muhamad Ardiansha El-Zhemary
Penerbit : Najah (Diva Press)
Tahun Terbit : Oktober, 2012
Jumlah Halaman : 320 halaman
ISBN : 978-602-7641-73-0
Peresensi : Muhammad Rasyid Ridho
Jenis Resensi : Fiksi
Ringkasan
Ahmad Hanif Asadullah tersadar dengan kaget dan hilang ingatan. Ia bahkan lupa akan namanya sendiri. Pak Aziz dan Bu Maisaroh yang menemukannya pun bingung lalu dia diasuh oleh pak Aziz
Bersama keluarga Pak Aziz, Hanif mendapatkan keluarga baru. Di SMA Negeri 2 Pontianak dia bersahabat dengan Minan Nurrahman dan Nayla Syifa. Mereka berdua adalah siswa berprestasi. Namun diam-diam sejak awal bertemu dengan Nayla Hanif sudah merasakan gemetar.
Saat nayla diganggu oleh tomi,dia menolong Nayla dan membuat Tomy kewalahan dan akan membalas dendam.
Tomy mengadu kepada kakaknya, Arie Andi. Suatu ketika hanif berada di dalam kelas. Akibatnya dia menjadi sasaran kemarahan Arie yang ternyata memiliki ilmu beladiri. Akhirnya, hanif kalah, terbujur kaku dalam kegelapan. Pingsan.
Singkat cerita, ternyata kejadian malah membuat ingatannya pulih,dia tahu kenapa dia kekalimantan,karena dia ingin menemui kiai jazuli untuk menikah dengan anaknya yang ditunangkan sejak masih bayi
Saat di menuju Kalimantan dengan kapal laut. Namun, sayang ternyata kapal yang mereka tumpangi kebakaran. Sedikit sekali yang selamat. Termasuk Hanif. Itulah penyebab Hanif menjadi lupa ingatan.
akhirnya dia melaksanakan apa yang menjadi tujuannya kekalimantan itu dan sampai di pesantren Kiai Jazuli. Dia dipertemukan dengan Neng Afiya. Ternyata, ketika dia memandang Neng Afiya, ternyata gadis itu Nayla. Ternyata nama putri Kiai Jazuli, Afiyatul Naylaturrahmah. Dia hanya bisa terus memuji Allah, ternyata rencananya begitu Indah.
Keunggulan : pembaca akan mendapatkan tiga hikmah dalam novel ini. Pertama, semua ujian, apa pun itu, pasti ada hikmahnya. Kedua, rencana Allah itu sangat indah dibanding rencana manusia. Terakhir, jodoh telah ditentukan oleh Allah.
Kelemahan : terdapat beberapa kesalahan, salah satunya di halaman 225, yang seharusnya menggunakan kata pengganti bernama “Mbak Nayla” menjadi “Mbak Nadia”
Kesimpulan : Novel setebal 320 halaman ini sarat dengan ilmu. Banyak ilmu agama berpadu dengan kisah di dalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar